Bismillahirrahmanirrahim
Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya.
Dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan. Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolahku untuk menopang keluarga.
Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang. Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku? Aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.
Dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan. Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolahku untuk menopang keluarga.
Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang. Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku? Aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.
Keesokan harinya di sekolahku,
"Ibumu bermata satu?!?!". eeeee ejek seorang teman.
Akupun berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.
Jadi kemudian aku katakan pada ibuku, Mama kenapa engkau hanya memiliki satu mata?
Kalau engkau hanya ingin aku menjadi bahan ejekan orang-orang , kenapa engkau tidak segera mati saja?"
Ibuku diam tak bereaksi.
Aku merasa tidak enak, namun disaat yang sama, aku rasa aku harus
mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini. Mungkin ini karena
ibuku tidak pernah menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku
telah sangat melukai perasaannya.
Malam itu.
Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum.
Ibuku sedang menangis disana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan
membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkannya.
Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak
enak dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan
satu mata. Jadi aku bertekad untuk menjadi dewasa dan menjadi orang
sukses.
Kemudian aku tekun belajar. Aku tinggalkan ibuku dan melanjutkan studiku ke Singapore.
Kemudian aku menikah. Aku membeli rumahku dengan jerih payahku. Kemudian, akupun mendapatkan anak-anak, juga.
Sekarang aku tinggal dengan bahagia sebagai seorang yang sukses.
Aku menyukai tempat tinggal ini karena tempat ini dapat membantuku melupakan ibuku.
Kebahagiaan ini bertambah besar dan besar, ketika pada suatu saat anakku bertemu dengan seorang wanita,
Apa ? Siapa ini?
Ini adalah ibuku. Masih dengan mata satunya. Aku merasa seolah-olah
langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku
yang bermata satu.
Aku bertanya padanya,
"Siapa kamu?. Aku tidak mengenalmu!!!", kukatakan seolah-olah itu benar.
Aku memakinya, Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku! KELUAR DARI SINI!! SEKARANG JUGA!!!...
Ibuku hanya menjawab, "Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat."
Kemudian ia berlalu.
Oh syukurlah!
Dia tidak mengenaliku. Aku agak lega. Kukatakan pada diriku kalau aku
tidak akan khawatir, atau akan memikirkannya lagi. Dan akupun menjadi
merasa lebih lega.
Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni
sekolah dikirim ke alamat rumahku di Singapore. Jadi, aku berbohong
pada istriku bahwa aku akan melakukan perjalanan dinas. Setelah
menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu
merupakan rumahku. Hanya sekedar ingin tahu saja.
Di sana, aku mendapati ibuku terjatuh di tanah yang dingin.
Tapi aku tidak melihatnya ia mengeluarkan air mata. Ia memegang selembar surat ditangannya. Sebuah surat untukku.
Anakku,
Aku rasa hidupku cukup sudah kini..
Dan, aku tidak akan pergi ke Singapore lagi..
Tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang
datang mengunjungiku sekali-kali? Aku sungguh sangat merindukanmu.
Dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah .
Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau.
Dan aku sangat menyesal karena aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan dirimu.
Kau tahu, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah
kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku
tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya
memiliki satu mata. Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu.
Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang
baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut. Aku tidak pernah
merasa marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan. Beberapa kali
engkau memarahiku.
Aku berkata pada diriku,
"Ini karena ia mencintaiku!"
Teman-temanku,
Pesan (di atas) ini sungguh memiliki sebuah arti yang sangat mendalam
dan dikirim untuk mengingatkan banyak orang bahwa kebaikan yang telah
mereka nikmati selama ini adalah berkat seseorang, entah secara langsung
maupun tidak langsung.
Renungkan sesaat dan lihatlah dirimu!.
Berterima kasihlah akan apa yang kamu miliki saat ini dibandingkan
dengan jutaan orang yang tidak memiliki kehidupan seperti yang engkau
peroleh saat ini!
'Bawalah (selalu) ibumu dalam doa di mana saja engkau berada!'
loading...
0 Comment for "Kisah Ibu bermata satu"
1. Berkomentarlah dengan baik dan sopan
2. Dilarang keras SPAM + Live Link!!!
3. Jika copy paste, harap cantumkan link sumber
4. Kritik dan saran sangat diperlukan